Andai saja manusia tidak mengenal musik
dalam kehidupan mereka, dapat dipastikan hampa dan kering hidupnya. Musik
tradisional yang telah berusia berabad-abad diciptakan, di pelihara, dan
dikembangkan dari generasi ke generasi. Apresiasi seni musik tradisional
Nusantara di kalangan generasi muda perlu diberikan sejak dini agar menumbuhkan
rasa cinta tanah air sekaligus dapat memperkenalkan seni musik khas daerah yang
satu pada daerah yang lainnya. Semakin banyaknya musik modern yang bermunculan
jangan sampai menggeser musik tradisional Nusantara yang ada. Hilangkan
anggapan bahwa mencintai seni musik tradisional Nusantara adalah orang yang
ketinggalan zaman. Padahal, banyak sekali makna, peranan, dan nilai-nilai yang
terkandung dalam seni musik tradisional.
Di
tiap daerah di Provinsi Jambi banyak sekali kesenian khas daerah. Salah satu kesenian musik khas Jambi yaitu kesenian hadra (kompangan). Tidak
banyak yang
tahu soal sejarah perkembangan musik tradisional Hadra alias kompangan di
Provinsi Jambi. Apalagi, kini kompangan mulai ditinggalkan, berganti oleh musik
modern seperti organ tunggal dan sejenisnya.
Hadra mulai dikenal masyarakat setempat sebagai
musik tradisional yang Islami. Arak-arakan pengantin mulai menggunakan jasa
Hadra. Selain itu, digunakan pula untuk hajatan lain seperti cukuran anak,
marhabah, dan menyambut tamu-tamu agung.
Di sekolah-sekolah
di Jambi pada umumnya tidak banyak yang menjadikan kesenian hadra dalam mata
pelajaran muatan lokal. Kalau pun ada itu biasanya terdapat pada sekolah-sekolah
yang berbasis Islam seperti Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah ‘Aliyah. Selain di
sekolah, kesenian hadra juga dipertunjukkan oleh remaja-remaja Masjid. Pada
saat sekarang, pemuda-pemuda di Jambi kurang berminat dengan musik daerah Jambi
seperti hadra. Penyebabnya, generasi muda yang telah
terpengaruh oleh budaya luar tak lagi tertarik mempelajari kesenian musik hadra (kompangan).
Saya teringat ketika menari pada suatu acara di kampus. Pada
waktu itu saya sempat terpikir,
mengapa kita menari memakai iringan musik dari kaset VCD bukan iringan musik asli. Padahal di kampus, kebanyakan
mahasiswa yang notabene-nya kawula muda sangat menyukai musik. Namun, sangat
sedikit generasi muda terutama kalangan mahasiswa yang menyukai seni musik
daerah Jambi bahkan membawakan musik daerah dengan alat musik khas Jambi. Di
kampus, bahkan di luar kampus sering diadakan ajang lomba menyanyi lagu daerah,
namun masih jarang pula ajang untuk membawakan musik daerah dengan alat musik
kesenian daerah Jambi. Padahal, alat musik yang berasal dari Negeri Jambi ini
sangat banyak seperti kolintang kayu, rebana kecil, dan masih banyak yang lain.
Sangat disayangkan jika generasi pemuda Jambi tidak
menyukai bahkan tidak tahu akan kesenian musik dari daerah sendiri. Kalaupun
kesenian hadra (kompangan) dipertunjukkan, yang memainkannya bukan dari
kalangan pemuda. Hadra pada saat sekarang dipertunjukkan jika ada acara yang
bernuansa Islami. Padahal, jika dikembangkan dan dilestarikan hadra dapat
menjadi musik yang dapat dibanggakan di Negeri Jambi. Terlebih jika generasi
muda Jambi yang berperan aktif dalam melestarikan kesenian daerah ini.
Alangkah bagusnya jika generasi muda Jambi seperti
kalangan mahasiswa melestarikan kesenian musik daerah seperti hadra (kompangan)
serta dapat memainkan alat musik daerah Jambi. Terlebih jika ada acara kampus
yang mengangkat tema khas daerah Jambi. Untuk itu perlunya diperkenalkan lagi
alat musik, serta seni musik, dan seni tari dari daerah Jambi. Jika kesemuanya
digabungkan akan sangat elok untuk dipertunjukkan.
Selain dari generasi muda Jambi, masih banyak pihak yang
dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan dan meletarikan kesenian Hadra
(kompangan) ini. Di sini dibutuhkan dukungan dari pemerintah daerah untuk
memberikan apresiasi terhadap kesenian daerah yang sudah mulai dilupakan ini. Sudah
selayaknya pemerintah memperhatikan dan mempertahankan kesenian budaya daerah
Jambi. Jika tidak, generasi muda Jambi nanti
tidak akan lagi bisa melihat langsung seni budaya daerah Jambi. Hanya dapat
mengenal dan melihatnya melalui buku sejarah saja. Sehingga generasi Jambi mendatang tahu dan mengenali
alat musik dan kesenian khas dari daerah Jambi ini dan bangga akan kesenian
daerahnya.